Beranda | Artikel
Tsalatsatul Ushul: Penjelasan Ringkas Ihsan
Senin, 17 Januari 2022

Apa itu ihsan? Ini masih terkait dengan penyebutan rukun Islam dan iman yang disebutkan oleh Syaikh Muhammad bin ‘Abdul Wahhab dari kitab Tsalatsatul Ushul.

 

Tentang Ihsan dari Syaikh Muhammad bin ‘Abdul Wahhab

Syaikh Muhammad bin ‘Abdul Wahhab dalam Tsalatsah Al-Ushul berkata,

المَرتَبَةُ الثَّالِثَةُ: الإِحسَانُ.

رُكنٌ وَاحِدٌ، وَهُوَ: (أَن تَعبُدَ اللهَ وَحدَهُ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِن لَم تَكُن تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ)، وَالدَّلِيلُ قَولُهُ تَعَالَى: ﴿ وَمَن يُسلِم وَجهَهُ إِلَى اللَّهِ وَهُوَ مُحسِنٌ فَقَدِ استَمسَكَ بِالعُروَةِ الوُثقَى ﴾، وَقَولُهُ تَعَالَى: ﴿ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الَّذِينَ اتَّقَوا وَالَّذِينَ هُم مُحسِنُونَ﴾، وَقَولُهُ تَعَالَى: ﴿ وَمَن يَتَوَكَّل عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسبُهُ ﴾، وَقَولُهُ تَعَالَى: ﴿ وَتَوَكَّل عَلَى العَزِيزِ الرَّحِيمِ * الَّذِي يَرَاكَ حِينَ تَقُومُ * وَتَقَلُّبَكَ فِي السَّاجِدِينَ * إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ العَلِيمُ ﴾، وَقَولُهُ تَعَالَى: ﴿ وَمَا تَكُونُ فِي شَأنٍ وَمَا تَتلُو مِنهُ مِن قُرآنٍ وَلَا تَعمَلُونَ مِن عَمَلٍ إِلَّا كُنَّا عَلَيكُم شُهُودًا إِذ تُفِيضُونَ فِيهِ ﴾.

وَالدَّلِيلُ مِنَ السُّنَّةِ: حَدِيثُ جَبرَائِيلَ -عَلَيهِ السَّلَامُ- المَشهُورُ عَن عُمَرَ -رَضِيَ اللَّهُ عنهُ- قَالَ: بَينَمَا نَحنُ جُلُوسٌ عِندَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ إِذ طَلَعَ عَلَينَا رَجُلٌ شَدِيدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيدُ سَوَادِ الشَّعرِ لَا يُرَى عَلَيهِ أَثَرُ السَّفَرِ وَلَا يَعرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ، فَجَلَسَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ، فَأَسنَدَ رُكبَتَيهِ إِلَى رُكبَتَيهِ، وَوَضَعَ كَفَّيهِ عَلَى فَخِذَيهِ، فَقَالَ: يَا مُحَمَّدُ أَخبِرنِي عَنِ الإِسلَامِ؟ فَقَالَ: ((أَن تَشهَدَ أَن لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ، وَتُقِيمَ الصَّلاَةَ، وَتُؤتِيَ الزَّكَاةَ، وَتَصُومَ رَمَضَانَ، وَتَحُجَّ البَيتَ إِنِ استَطَعتَ إِلَيهِ سَبِيلًا))، فَقَالَ: صَدَقتَ، فَعَجِبنَا لَهُ يَسأَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ، قَالَ: أَخبِرنِي عَنِ الإِيمَانِ؟ قَالَ: ((أَن تُؤمِنَ بِاللَّهِ، وَمَلاَئِكَتِهِ، وَكُتُبِهِ، وَرُسُلِهِ، وَاليَومِ الآخِرِ، وَبِالقَدَرِ خَيرِهِ وَشَرِّهِ))، قَالَ: صَدَقتَ، قَالَ: أَخبِرنِي عَنِ الإِحسَانِ، قَالَ: ((أَن تَعبُدَ اللَّهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِن لَم تَكُن تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ))، قَالَ: صَدَقتَ، قَالَ: فَأَخبِرنِي عَنِ السَّاعَةِ؟ قَالَ: ((مَا المَسؤُولُ عَنهَا بِأَعلَمَ مِنَ السَّائِلِ))، قَالَ: أَخبِرنِي عَن أَمَارَاتِهَا؟ قَالَ: ((أَن تَلِدَ الأَمَةُ رَبَّتَهَا، وَأَن تَرَى الحُفَاةَ العُرَاةَ العَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُونَ فِي البُنيَانِ))، قَالَ: فَمَضَى، فَلَبِثنَا مَلِيًّا، فَقَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ: ((يَا عُمَرُ، أَتَدرِي مَنِ السَّائِلُ؟)) قَلنَا: اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعلَمُ، قَالَ: ((هَذَا جِبرِيلُ أَتَاكُم يُعَلِّمُكُم أَمرَ دِينِكُم)).

 

Tingkatan ketiga: ihsan. Ihsan hanya memiliki satu rukun, yaitu:

«أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ»

“Engkau menyembah Allah dalam keadaan seolah-olah melihat-Nya, jika engkau tidak bisa melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu.” (HR. Al-Bukhari no. 50 dan Muslim no. 8)

Dalilnya adalah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

﴿إِنَّ اللهَ مَعَ الَّذِينَ اتَّقَوْا وَالَّذِينَ هُمْ مُحْسِنُونَ﴾

“Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang muhsin.” (QS. An-Nahl [16]: 128)

Dan juga firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

﴿وَتَوَكَّلْ عَلَى الْعَزِيزِ الرَّحِيمِ (٢١٧) الَّذِي يَرَاكَ حِينَ تَقُومُ (٢١٨) وَتَقَلُّبَكَ فِي السَّاجِدِينَ (٢١٩) إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ﴾

“Dan bertawakallah kepada (Allah) Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang, Yang melihat kamu ketika kamu berdiri (untuk shalat), dan (melihat pula) perubahan gerak badanmu di antara orang-orang yang sujud. Sesungguhnya Dia adalah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Asy-Syu’araa [26]: 217-220)

Dan firman-Nya pula:

﴿وَمَا تَكُونُ فِي شَأْنٍ وَمَا تَتْلُو مِنْهُ مِنْ قُرْآنٍ وَلَا تَعْمَلُونَ مِنْ عَمَلٍ إِلَّا كُنَّا عَلَيْكُمْ شُهُودًا إِذْ تُفِيضُونَ فِيهِ﴾

“Tidaklah kamu berada dalam suatu keadaan dan tidak pula membaca suatu ayat dari Al-Qur’an dan tidak pula kamu mengerjakan suatu pekerjaan, melainkan Kami melihatmu di waktu kamu melakukannya.” (QS. Yunus [10]: 61)

Dalil dari As-Sunnah adalah hadits Jibril yang terkenal dari Umar Radhiyallahu ‘Anhu, beliau berkata:

بَيْنَمَا نَحْنُ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ ﷺ إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ، شَدِيْدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ، شَدِيْدُ سَوَادِ الشَّعْرِ، لاَ يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ، وَلَا يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ، حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِيِّ ﷺ، فَأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ، وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ، وَقَالَ: يَا مُحَمَّدُ! أَخْبِرْنِيْ عَنِ الْإِسْلَامِ. قَالَ: «أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لَا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ، وَتُقِيْمَ الصَّلاَةَ، وَتُؤْتِيَ الزَّكَاةَ، وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ، وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيْلاً» فَقَالَ: صَدَقْتَ. فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْأَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ. قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ الْإِيْمَانِ. قَالَ: «أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ، وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ» قَالَ: صَدَقْتَ. قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ الْإِحْسَانِ. قَالَ: «أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ» قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ السَّاعَةِ. قَالَ: «مَا الْمَسْؤُوْلُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ» قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنْ أَمَارَاتِهَا. قَالَ: «أَنْ تَلِدَ الْأَمَّةُ رَبَّتَهَا، وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُوْنَ فِي الْبُنْيَانِ» قَالَ: ثُمَّ انْطَلَقَ فَلَبِثْتُ مَلِيًّا، ثُمَّ قَالَ لِي: «يَا عُمَرُ أَتَدْرِيْ مَنِ السَّائِلِ؟» قُلْتُ: اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَعْلَمُ. قَالَ: «فَإِنَّهُ جِبْرِيْلُ، أَتَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِيْنَكُمْ»

Ketika kami tengah berada di majelis bersama Rasulullah, tiba-tiba tampak di hadapan kami seorang laki-laki yang berpakaian sangat putih, berambut sangat hitam, tidak terlihat padanya tanda-tanda bekas perjalanan jauh, dan tidak seorang pun di antara kami yang mengenalnya. Lalu dia duduk di hadapan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan menyandarkan lututnya pada lutut beliau serta meletakkan tangannya di atas paha beliau, selanjutnya dia berkata, ‘Hai Muhammad, beritahukan kepadaku tentang Islam.’ Beliau menjawab, ‘Islam itu Anda bersaksi bahwa sesungguhnya tiada Tuhan selain Allah dan sesungguhnya Muhammad itu utusan Allah, Anda mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan, dan mengerjakan ibadah haji ke Baitullah jika Anda mampu melakukannya.’ Orang itu berkata, ‘Engkau benar.’ Kami pun heran, dia yang bertanya tetapi dia pula yang membenarkan. Orang itu berkata lagi, ‘Beritahukan kepadaku tentang Iman.’ Beliau menjawab, ‘Anda beriman kepada Allah, kepada para Malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, kepada utusan-utusan-Nya, kepada hari Kiamat dan kepada takdir yang baik maupun yang buruk.’ Dia berkata, ‘Engkau benar.’ Orang itu berkata lagi, ‘Beritahukan kepadaku tentang ihsan.’ Beliau menjawab, ‘Anda beribadah kepada Allah seakan-akan Anda melihat-Nya, jika Anda tidak melihatnya, sesungguhnya Dia melihat Anda.’ Orang itu berkata lagi, ‘Beritahukan kepadaku tentang Kiamat.’ Beliau menjawab, ‘Orang yang ditanya itu tidak lebih tahu dari yang bertanya.’ Selanjutnya orang itu berkata lagi, ‘Beritahukan kepadaku tentang tanda-tandanya.’ Beliau menjawab, ‘Jika budak perempuan telah melahirkan anak majikannya, jika Anda melihat orang-orang yang tidak beralas kaki, tidak berbaju, miskin dan penggembala kambing, berlomba-lomba meninggikan bangunan.’ Kemudian pergilah ia, aku diam beberapa lama kemudian Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata kepadaku, ‘Wahai Umar, tahukah engkau siapa yang bertanya itu?’ Saya menjawab, ‘Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.’ Beliau bersabda, ‘Ia adalah Jibril, dia datang kepada kalian untuk mengajarkan agama kalian.’” (HR. Muslim, no. 8)

 

Catatan Faedah

Seputar ihsan

Ihsan itu lawan kata dari berbuat jelek. Ihsan adalah berbuat baik, maksudnya berbuat baik kepada makhluk dan menahan diri dari perbuatan buruk. Berbuat baik di sini bisa dengan harta, kedudukan, ilmu, dan tenaga.

  • Ihsan dengan harta adalah dengan bayar zakat dan sedekah. Termasuk ihsan dengan harta yang lebih utama adalah nafkah kepada istri, ibu, bapak, anak, saudara, keponakan, paman, bibi, dan kerabat lainnya.
  • Ihsan dengan kedudukan atau jabatan, yaitu dengan mempermudah orang lain dalam urusan terkait pemerintah.
  • Ihsan dengan ilmu, yaitu mengajarkan ilmu di sekolah, majelis taklim, sampai pun di warung kopi. Namun, harus dengan hikmah, tidak terus menerus diceramahi agar tidak bosan.
  • Ihsan dengan tenaga adalah dengan membantu orang lain, mengangkat barangnya yang perlu dibantu, juga menunjukkan jalan kepadanya.
  • Ihsan dalam ibadah: (1) beribadah kepada Allah seakan-akan kita melihat Allah, ini adalah ibadah thalab (meminta) dan syauq (rindu); (2) beribadah kepada Allah di mana kita yakin Allah melihat kita, ini adalah ibadah harb (lari) dan khauf (menandakan takut kepada Allah).

Rukun ibadah menurut Ibnul Qayyim:

  1. Beribadah kepada Allah dengan penuh kecintaan.
  2. Beribadah kepada Allah dengan penuh perendahan diri.

 

Referensi:

Syarh Tsalatsah Al-Ushul. Cetakan kedua, Tahun 1426 H. Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin. Penerbit Dar Tsaraya.

 

Baca juga:

Muhammad Abduh Tuasikal

Artikel Rumaysho.Com


Artikel asli: https://rumaysho.com/31819-tsalatsatul-ushul-penjelasan-ringkas-ihsan.html